Cerita tentang teluk hijau


"Kadang kita seperti diseret kembali dalam lini masa lama, namun dengan cerita baru dan orang-orang yang baru"

     
Sudah cukup lama dari petualangan kita terakhir kali, banyak yang berubah dan berkembang setelah itu, setelah banyak sekali perencanaan yang gagal, akhirnya kita sepakat untuk memulai petualangan baru ditengah tahun ini, memang bagiku ini bukan hal yang baru, namun bersama orang-orang yang baru, mungkin akan sedikit berbeda dari yang dulu.

     Sebelum berangkat, seperti biasa aku bagian perencanaan dan menelaah berbagai kemungkinan didepan, kami berbagi tugas, dan menyiapkan persiapan besok hari, setelah malam hari kami mempersiapkan tenda dan lain-lain, kami sepakat untuk kumpul dikost novi tepat jam 6 pagi, namun tiba-tiba, temanku yg gila mengechat untuk pergi ngopi,

"waduuuh, bisa-bisa aku gak bangun nih besok pagi "pikirku,

     Namun mau bagaimana lagi ?, aku sudah janji sih, laki-laki harus menepati janjinya kan ?, ya akhirnya aku ngopi deh sama dia sampai lumayan malam dan membuat tidurku malam ini terpotong banyak sekali. Keesokan pagi harinya Telponku berdering, sebuah panggilan masuk, pikirku siapa juga yang telpon sepagi ini, setauku aku tidak punya pacar.  Aku cek hpku, " oh si gigi kelinci" jawabku dalam hati, dan kemudian aku kembali tertidur..hehehe..dan aku merasa rugi menolak panggilan ini, padahal sudah lama sekali aku tidak mendapatkan panggilan selamat pagi.

     Setengah jam kemudian, dengan mata yang masih merah aku bangun, sholat mandi dan mempersiapkan semuanya. Akhirnya aku siap sepenuhnya, aku bergerak kearah kost novi bersama mas wira, namun sebenernya ada yang masih menganggu fikiranku sih dari semalam, tentang masalah siapa membonceng siapa, bukan mau menyalahkan, tapi anak-anak berpindah-pindah boncengan seenak hati dan semaunya mereka sendiri, yang aku fikirkan adalah beban motorku dijalan nanti, dan perkiraanku benar, dengan bobot mas wira ditambah barang bawaaanya, banku mencapai batasnya. Aku bersyukur malah kalo aku naik motor sendiri, meskipun sepi, setidaknya motor kesayanganku selamat.

      Namun tiba-tiba situasi berubah, dipagi itu anis sigigi kelinci tiba-tiba menawarkan, gimana kalo kita naik motornya dia saja,
tentu kamu tau apa pikiranku kan ? Dalam hatiku sih, waaaah.. Kok Tuhan tiba-tiba sebaik ini ngasih kesempatan kepadaku , motorku selamat. Tapi aku juga bimbang, kan harusnya joko yang bonceng anis, ya gimana-gimana aku gak enak aja, tpi gimana-gimana ya ini yang aku inginkan sejak lama. Maaf untuk kali ini pertemanan harus kalah dengan perasaan ..wkwkwk

      Tapi bonceng anis bukanlah hal yg menyenangkan juga, kamu tau la anis modelnya kaya apa, kita bicara tentang ilmuan cantik dari film "Pacific Rim" manis, lucu namun susah sekali untuk menemukan topik yang tepat untuk memulai pembicaraan, satu-satunya topik yang menarik diatas motor adalah tentang ikan nila dan ikan gurami, ini anak sebenernya ilmuan apa pedagang ikan sih..wkwk..becanda-becanda.. Oh iya satu lagi topik, tentang membicarakan betapa indahnya rambutnya, tapi serius sih, banyak rambut yang indah diluar sana,namun rambutnya anis bisa jadi mendapat penghargaan kalo ada kejuaraan, kamu liat sendiri  deh nantik kalo gak percaya. Waktu itu aku tanya dia apakah sering perawatan ?, eh dia malah bilang Cuma pakai sampo doang, gitu gonta-ganti lagi, ya tuhaaan.. Enak banget yaa... . Dan selain topik itu perjalanan hanya diisi kekosongan dan kehampaan, sampek aku berpikir, apa malah aku ya yang orangnya gak asik ?, eh entahla.. Masa bodo..wkwkwk..

      Kami memulai perjalan sekitar jam 6.30, berangkat bersama-sama, makan pecel digarahan sekitar 45 menit dan melanjutkan perjalanan kembali ke jajag, berhenti diindomaret sebentar untuk mengisi persediaan, dan dimasjid untuk sholat jumat, sepertinya kita salah masjid, karena masjid disini begitu lama jumataannya, eh gak boleh ngomong gitu deng..hehehe, 1,5 jam berikutnya kami berangkat ke teluk hijau melewati perkebunan yang indah sekali, sesekali anis bertanya ini pohon apa mas ?, tentu sebagai anak gunung aku tau laa.. Dengan yakin aku menjawab, oh itu pohon  cokelat nis, kemudian dia bilang, bukannya pohon kopi ya ? Ketika aku cek , eh iya deng pohon kopi, namun aku tetap saja berkata "pohon cokelatnya bagus-bagus ternyata" , kadang aku bisa setolol itu ketika berhadapan dengan seorang gadis.
 
     Setelah melewati gerbang, bayar tiket masuk, mendaki melewati jalan jelek dan rusak, akhirnya kita sampai diparkiran atas, disana ada bapak penjaga tua yang siap melayani kami menjaga sepeda motor dan barang bawaan kami diparkiran. Kemudian kami berangkat mendaki tangga beton yang telah dipersiapkan. Ada ratusan tangga yang kami lewati didepan, mungkin karena masih semangat, kami melahap jalanan ini dengan langkah yang cepat, hingga tanpa sadar, kaki kami bergetar hebat saat kami mencoba berhenti dan berisitirahat.  Perjalanan dilanjutkan kembali, dengan riang gembira kami berjalan hingga sampai dipantai batu, pantai yang berisikan hanya batu, kemudian melewati sungai kecil, berjalan kembali hingga sampai di hamparan pasir putih bersih dan lembut, anak-anak sontak saja kegirangan, seperti baru pertama kali melihat pantai seindah ini, mereka bermain, menikmati pantai dan berfoto disana. Aku yang kedua kali sampai disini ,hanya ingin menikmati pantai, bermeditasi disana, menikmati nikmatnya berada ditengah tengah alam, aku berjalan menjauh hingga ujung  barat teluk, menikmati waktu sendirian disana,berdamai dengan alam, ah rasanya menyenangkan sekali.

   
 Namun tiba-tiba para wanita ini datang, dan memintaku menjadi fotografer mereka, ya apa boleh buat, aku ambilkan bebrapa foto untuk mereka. Hingga saat pulang, aku mencoba duduk dipinggir pantai, menikmati lagi tetesan air laut membasahi pipiku. Setelah hari agak sore kami kembali ke parkiran dan siap melnjutkan ke tempat selanjutnya.

    Perjalanan kali ini sebenernya agak berbahaya, untuk sampai kepulau merah , kami harus melewati hutan yang tadi sore kami lewati, disini begitu gelap, dan aku dan anis berada didepan sendiri. Dengan lampu LED motor mencoba menembus kegelapan, aku mencoba semampuku memacu motor untuk tidak keluar jalur sembari mengingat jalan ditengah hutan, dalam kegelapan yang mencekam, aku mulai menyanyikan sebuah lagu, terlihat sangat konyol, tapi setidaknya aku mencoba menurunkan ketegangan, aku mulai menyanyikan lagu lama, dan ternyata anis juga tau lagu-lagu lama itu, malah dia yang banyak hafal, terutama lagu ST12, akhirnya lagu itu kita mainkan sampai keluar hutan dan sampai ditempat makan malam kita.

     Karena kelaparan, aku langsung memesan nasi goreng dan memakannya tanpa sisa, dan itupun masih belum kenyang. Perjalanan dilanjutkan kembali kepulau merah setelahnya, setelah melewati loket yang ternyata tidak ada penjaganya alias gratis , kami memilih spot camping kami, nah disinilah keributan mulau muncul, semuanya mulai bertindak sebagai bos, insinyur atau apalah itu, adu argumen hanya untuk memasang tenda, aku hanya bertingkah konyol dan masa bodo dengan mereka, hingga akhirnya bener , ada yang sakit hati..wkwkkw...

     Aku yang takut dikira gak kerja akhirnya mendirikan tenda sendirian, dan pada akhirnya dibantu oleh mereka yang akhirnya sadar bahwa bikin tenda ya bikin tenda aja, cepat dan mudah. Tenda berdiri, kami sholat dan akhirnya berisitirahat, namun sayangnya kurang satu, api unggun dan kompor gak bisa menyala, yahh... Gak asik kan malam ini ?

     Aku agak stress sih menghadapi situasi diluar rencana, akhirnya aku pergi kepinggir pantai dan mulai bermeditasi, menenangkan pikiran, dan mencoba berkomunikasi dengan Tuhan, untuk bersyukur atas apa yang terjadi hari ini, atas ijin yang telah Dia berikan untuk menjaga apa yang aku kasihi. Untuk mencoba melepaskan masalah dan beban masa lalu dan mendoakan orang-orang yang kita cintai.

    Kemudian Fariz datang dan kita memulai untuk mencoba menatap bintang diatas, dan sungguh merupakan kejaiban dari Tuhan, sebuah bintang jatuh melewati kami, untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku melihat bintang jatuh. Dan masih banyak lagi bintang berjatuhan, bahkan ada yang sangat besar membelah angkasa dimalam itu, belum lagi satelit, rasi bintang dan milky way yang terlihat agak samar dipenghujung semesta yang mungkin saja kaptain marvel sedang melintas disana.

    Beberapa teman cewek mulai tertarik dengan kegiatan kami, kamipun berbagi kursi, namun sayangnya mereka malah selfi-selfi,bermain flash yang menganggu kami untuk hanya sekedar diam, dan menikmati malam yang syahdu, ah.. Aku mulai merasa gak nyaman dan lebih baik aku minggir saja, tiba-tiba aku ingin menciptakan api unggun saja mnurutku. Namun sayang api unggun gagal dibuat.

   Aku sebenernya belum capek, ingin berbincang, namun apa juga yang mau diperbincangkan disuana gelap seperti ini, akhirnya ketika ada kesempatan untuk tidur, aku mencoba untuk tidur,namun baru sejam kemudian aku bisa tertidur. 3 jam kemudian aku bangun, masih kelelahan dan akhirnya karena bosa, aku bermeditasi menatap langsung kearah laut,berharap dapat melihat matahari terbit.

Pagi ini sangat indah

    Pagi ini api unggun berhasil dinyalakan, anis duduk disampingku, api yang hangat sangat menentramkan hati, ombak bergulung gulung semakin besar mencoba naik mendekati kami, beberapa dari kami berfoto selfie, aku tidak, entahlah, aku sudah puas dengan semua ini,  bagiku mengabadikan momen diperasaan , tepat dilubuk hati terdalam lebih mudah diingat dari pada foto selfie yang mungkin akan kita lupakan dan terhapus beberpa bulan kemudian.

   Kiki mengambil mie, sepertinya dia kelaparan dan ingin sarapan, dengan memanfaatkan api unggun, karena kompor rusak, aku bertugas memanaskan air, dan kiki memasak mie, meskipun seadanya, mie pagi itu terasa enak dan kaldunya sangat terasa, kami berbagi mie yang sedikit itu kebanyak orang, bukan untuk kenyang, tpi mencoba untuk mendapatkan kebersamaan. Setelah kami rasa cukup menikmati pagi yang indah itu, kami berfoto dan menggulung tenda kami, memulai perjalanan baru menuju tempat terakhir.

   Diperjalanan kami mampir sejanak diwarung semalam untuk untuk sarapan kemudian melanjutkan perjalanan kami. Perjalanan pulang kami terasa jauh dan panas, aku khawatir anis tertidur dan jatuh, bukannya apa, jika dia pacarku, mungkin lebih mudah untuk memegang tangannya dan melingkarkannya dipinggangku, untuk mencegah dia jatuh dan dia bisa tidur dengan nyaman, tapi masalahnya kan dia bukan..hahaha.. Ya udah tak suruh pegangan kebelakang wkwk... Untuk tindakan preventif, aku pakai spion kiri untuk melihat matanya, semakin sipit atau tidak, kalo semakin sipit aku bilang " kamu tidur ya " dia menjawab " enggak, Cuma silau aja. Entah dia bohong atau tidak, aku juga mana tau, tapi aku sedikit benci melakukan semua ini, untuk sejenak menatap matanya, bagaimanapun matanya terlalu indah, dan aku benci untuk melihatnya terus menerus dan mungkin saja membuatku lengah dalam mengemudi. Aku bener kan ?. Yup, alasan yang sempurna fin.

    Perjalanan terus berlanjut, hingga sampai didestinasi terakhir,keadaan tidak berjalan mulus, kami sempat disasarkan orang, tapi untungnya dengan anis yang ternyata jago dalam bernavigasi menggunakan peta akhirnya kita sampai ketaman yang diimpikan. Ya semua orang tampak senang berada didanau kecil nan jernih ini,  semua yang tampak indah jadi tampak lebih indah saat berada disini. Kami menemukan fakta bahwa disini banyak ikan dan ikan disini mau memakan kotoran dari kaki kami dan  itu terasa geli..wkwkw.. Aku ableh dan mas wira berenang, mencoba menikmati segarnya danau ini, dan memang saangaaat segar. Meskipun tempat ini begitu kecil, namun entah mengapa waktu terasa berjalan lambat disini, kami menghabskan waktu  1 jam namun terasa seperti sepanjang hari. Akhirnya setelah semua selesai, kami melanjutkan perjalanan pulang kami.

      Aku tidak memakai jaket kali ini, aku tau, kondisi lelah, berenang adalah kombinasi yang bagus untuk memicu kantuk, tentu aku tidak mau mengorbankan anis atau siapapun dijalan untuk hal ini, biarlah udara dingin menusuk terus membuatku tersadar sepanjang perjalanan. Di jalan gunung gumitir, banyak terjadi kecalakaan ternyata, membuat macet tidak lagi terhindarkan. Aku terjepit diantar dua mobil dan itu membuatku terpisah dari rombongan, untung saja sampai dibawah kami bertemu mereka kembali. Kami mampir sejenak untuk memakan mie ayam,dan melanjutkan perjalanan kembali.

        Perjalanan kali ini begitu menyilaukan mata, karena kami harus mentap mata hari secara langsung, namun aku tetap saja memacu motor ini dengan cepat, berharap untuk mendapat asupan adrenalin biar tidak mengantuk, dan untungnya kami bisa sampai ditempat penyewaan dengan baik-baik saja, setelah semua selesai , anis mengantarku pulang kekost pak wahyu untuk mengambil motorku dan disinilah akhirnya petualangan ini berakhir.

Posting Komentar

0 Komentar