"Kadang kita seperti diseret kembali dalam lini
masa lama, namun dengan cerita baru dan orang-orang yang baru"
Sebelum berangkat,
seperti biasa aku bagian perencanaan dan menelaah berbagai kemungkinan didepan,
kami berbagi tugas, dan menyiapkan persiapan besok hari, setelah malam hari
kami mempersiapkan tenda dan lain-lain, kami sepakat untuk kumpul dikost novi tepat
jam 6 pagi, namun tiba-tiba, temanku yg gila mengechat untuk pergi ngopi,
"waduuuh,
bisa-bisa aku gak bangun nih besok pagi "pikirku,
Namun mau bagaimana
lagi ?, aku sudah janji sih, laki-laki harus menepati janjinya kan ?, ya
akhirnya aku ngopi deh sama dia sampai lumayan malam dan membuat tidurku malam
ini terpotong banyak sekali. Keesokan pagi harinya Telponku berdering, sebuah
panggilan masuk, pikirku siapa juga yang telpon sepagi ini, setauku aku tidak
punya pacar. Aku cek hpku, " oh si
gigi kelinci" jawabku dalam hati, dan kemudian aku kembali
tertidur..hehehe..dan aku merasa rugi menolak panggilan ini, padahal sudah lama
sekali aku tidak mendapatkan panggilan selamat pagi.
Setengah jam
kemudian, dengan mata yang masih merah aku bangun, sholat mandi dan
mempersiapkan semuanya. Akhirnya aku siap sepenuhnya, aku bergerak kearah kost
novi bersama mas wira, namun sebenernya ada yang masih menganggu fikiranku sih
dari semalam, tentang masalah siapa membonceng siapa, bukan mau menyalahkan,
tapi anak-anak berpindah-pindah boncengan seenak hati dan semaunya mereka
sendiri, yang aku fikirkan adalah beban motorku dijalan nanti, dan perkiraanku
benar, dengan bobot mas wira ditambah barang bawaaanya, banku mencapai
batasnya. Aku bersyukur malah kalo aku naik motor sendiri, meskipun sepi,
setidaknya motor kesayanganku selamat.
Namun tiba-tiba
situasi berubah, dipagi itu anis sigigi kelinci tiba-tiba menawarkan, gimana
kalo kita naik motornya dia saja,
tentu kamu tau apa
pikiranku kan ? Dalam hatiku sih, waaaah.. Kok Tuhan tiba-tiba sebaik ini
ngasih kesempatan kepadaku , motorku selamat. Tapi aku juga bimbang, kan
harusnya joko yang bonceng anis, ya gimana-gimana aku gak enak aja, tpi
gimana-gimana ya ini yang aku inginkan sejak lama. Maaf untuk kali ini
pertemanan harus kalah dengan perasaan ..wkwkwk
Tapi bonceng anis
bukanlah hal yg menyenangkan juga, kamu tau la anis modelnya kaya apa, kita
bicara tentang ilmuan cantik dari film "Pacific Rim" manis, lucu
namun susah sekali untuk menemukan topik yang tepat untuk memulai pembicaraan,
satu-satunya topik yang menarik diatas motor adalah tentang ikan nila dan ikan
gurami, ini anak sebenernya ilmuan apa pedagang ikan
sih..wkwk..becanda-becanda.. Oh iya satu lagi topik, tentang membicarakan
betapa indahnya rambutnya, tapi serius sih, banyak rambut yang indah diluar
sana,namun rambutnya anis bisa jadi mendapat penghargaan kalo ada kejuaraan, kamu
liat sendiri deh nantik kalo gak
percaya. Waktu itu aku tanya dia apakah sering perawatan ?, eh dia malah bilang Cuma pakai sampo
doang, gitu gonta-ganti lagi, ya tuhaaan.. Enak banget yaa... . Dan selain topik
itu perjalanan hanya diisi kekosongan dan kehampaan, sampek aku berpikir, apa
malah aku ya yang orangnya gak asik ?, eh entahla.. Masa bodo..wkwkwk..
Kami memulai
perjalan sekitar jam 6.30, berangkat bersama-sama, makan pecel digarahan
sekitar 45 menit dan melanjutkan perjalanan kembali ke jajag, berhenti
diindomaret sebentar untuk mengisi persediaan, dan dimasjid untuk sholat jumat,
sepertinya kita salah masjid, karena masjid disini begitu lama jumataannya, eh
gak boleh ngomong gitu deng..hehehe, 1,5 jam berikutnya kami berangkat ke teluk
hijau melewati perkebunan yang indah sekali, sesekali anis bertanya ini pohon
apa mas ?, tentu sebagai anak gunung aku tau laa.. Dengan yakin aku menjawab,
oh itu pohon cokelat nis, kemudian dia
bilang, bukannya pohon kopi ya ? Ketika aku cek , eh iya deng pohon kopi, namun
aku tetap saja berkata "pohon cokelatnya bagus-bagus ternyata" ,
kadang aku bisa setolol itu ketika berhadapan dengan seorang gadis.
Setelah melewati
gerbang, bayar tiket masuk, mendaki melewati jalan jelek dan rusak, akhirnya
kita sampai diparkiran atas, disana ada bapak penjaga tua yang siap melayani
kami menjaga sepeda motor dan barang bawaan kami diparkiran. Kemudian kami
berangkat mendaki tangga beton yang telah dipersiapkan. Ada ratusan tangga yang
kami lewati didepan, mungkin karena masih semangat, kami melahap jalanan ini
dengan langkah yang cepat, hingga tanpa sadar, kaki kami bergetar hebat saat
kami mencoba berhenti dan berisitirahat.
Perjalanan dilanjutkan kembali, dengan riang gembira kami berjalan
hingga sampai dipantai batu, pantai yang berisikan hanya batu, kemudian
melewati sungai kecil, berjalan kembali hingga sampai di hamparan pasir putih
bersih dan lembut, anak-anak sontak saja kegirangan, seperti baru pertama kali
melihat pantai seindah ini, mereka bermain, menikmati pantai dan berfoto
disana. Aku yang kedua kali sampai disini ,hanya ingin menikmati pantai,
bermeditasi disana, menikmati nikmatnya berada ditengah tengah alam, aku
berjalan menjauh hingga ujung barat
teluk, menikmati waktu sendirian disana,berdamai dengan alam, ah rasanya
menyenangkan sekali.
Perjalanan kali ini
sebenernya agak berbahaya, untuk sampai kepulau merah , kami harus melewati
hutan yang tadi sore kami lewati, disini begitu gelap, dan aku dan anis berada
didepan sendiri. Dengan lampu LED motor mencoba menembus kegelapan, aku mencoba
semampuku memacu motor untuk tidak keluar jalur sembari mengingat jalan
ditengah hutan, dalam kegelapan yang mencekam, aku mulai menyanyikan sebuah
lagu, terlihat sangat konyol, tapi setidaknya aku mencoba menurunkan
ketegangan, aku mulai menyanyikan lagu lama, dan ternyata anis juga tau
lagu-lagu lama itu, malah dia yang banyak hafal, terutama lagu ST12, akhirnya
lagu itu kita mainkan sampai keluar hutan dan sampai ditempat makan malam kita.
Karena kelaparan,
aku langsung memesan nasi goreng dan memakannya tanpa sisa, dan itupun masih
belum kenyang. Perjalanan dilanjutkan kembali kepulau merah setelahnya, setelah
melewati loket yang ternyata tidak ada penjaganya alias gratis , kami memilih spot
camping kami, nah disinilah keributan mulau muncul, semuanya mulai bertindak
sebagai bos, insinyur atau apalah itu, adu argumen hanya untuk memasang tenda,
aku hanya bertingkah konyol dan masa bodo dengan mereka, hingga akhirnya bener
, ada yang sakit hati..wkwkkw...
Aku yang takut
dikira gak kerja akhirnya mendirikan tenda sendirian, dan pada akhirnya dibantu
oleh mereka yang akhirnya sadar bahwa bikin tenda ya bikin tenda aja, cepat dan
mudah. Tenda berdiri, kami sholat dan akhirnya berisitirahat, namun sayangnya kurang
satu, api unggun dan kompor gak bisa menyala, yahh... Gak asik kan malam ini ?
Aku agak stress sih
menghadapi situasi diluar rencana, akhirnya aku pergi kepinggir pantai dan
mulai bermeditasi, menenangkan pikiran, dan mencoba berkomunikasi dengan Tuhan,
untuk bersyukur atas apa yang terjadi hari ini, atas ijin yang telah Dia berikan
untuk menjaga apa yang aku kasihi. Untuk mencoba melepaskan masalah dan beban
masa lalu dan mendoakan orang-orang yang kita cintai.
Kemudian Fariz
datang dan kita memulai untuk mencoba menatap bintang diatas, dan sungguh
merupakan kejaiban dari Tuhan, sebuah bintang jatuh melewati kami, untuk
pertama kalinya dalam hidupku, aku melihat bintang jatuh. Dan masih banyak lagi
bintang berjatuhan, bahkan ada yang sangat besar membelah angkasa dimalam itu,
belum lagi satelit, rasi bintang dan milky way yang terlihat agak samar
dipenghujung semesta yang mungkin saja kaptain marvel sedang melintas disana.
Beberapa teman cewek
mulai tertarik dengan kegiatan kami, kamipun berbagi kursi, namun sayangnya
mereka malah selfi-selfi,bermain flash yang menganggu kami untuk hanya sekedar
diam, dan menikmati malam yang syahdu, ah.. Aku mulai merasa gak nyaman dan lebih
baik aku minggir saja, tiba-tiba aku ingin menciptakan api unggun saja
mnurutku. Namun sayang api unggun gagal dibuat.
Aku sebenernya belum
capek, ingin berbincang, namun apa juga yang mau diperbincangkan disuana gelap
seperti ini, akhirnya ketika ada kesempatan untuk tidur, aku mencoba untuk
tidur,namun baru sejam kemudian aku bisa tertidur. 3 jam kemudian aku bangun, masih kelelahan dan akhirnya karena bosa, aku bermeditasi menatap langsung kearah laut,berharap dapat melihat matahari
terbit.
Pagi ini
sangat indah
Pagi ini api unggun
berhasil dinyalakan, anis duduk disampingku, api yang hangat sangat
menentramkan hati, ombak bergulung gulung semakin besar mencoba naik mendekati
kami, beberapa dari kami berfoto selfie, aku tidak, entahlah, aku sudah puas
dengan semua ini, bagiku mengabadikan
momen diperasaan , tepat dilubuk hati terdalam lebih mudah diingat dari pada
foto selfie yang mungkin akan kita lupakan dan terhapus beberpa bulan kemudian.
Kiki mengambil mie,
sepertinya dia kelaparan dan ingin sarapan, dengan memanfaatkan api unggun,
karena kompor rusak, aku bertugas memanaskan air, dan kiki memasak mie,
meskipun seadanya, mie pagi itu terasa enak dan kaldunya sangat terasa, kami
berbagi mie yang sedikit itu kebanyak orang, bukan untuk kenyang, tpi mencoba
untuk mendapatkan kebersamaan. Setelah kami rasa cukup menikmati pagi yang
indah itu, kami berfoto dan menggulung tenda kami, memulai perjalanan baru
menuju tempat terakhir.
Diperjalanan kami
mampir sejanak diwarung semalam untuk untuk sarapan kemudian melanjutkan
perjalanan kami. Perjalanan pulang kami terasa jauh dan panas, aku khawatir
anis tertidur dan jatuh, bukannya apa, jika dia pacarku, mungkin lebih mudah
untuk memegang tangannya dan melingkarkannya dipinggangku, untuk mencegah dia
jatuh dan dia bisa tidur dengan nyaman, tapi masalahnya kan dia bukan..hahaha..
Ya udah tak suruh pegangan kebelakang wkwk... Untuk tindakan preventif, aku
pakai spion kiri untuk melihat matanya, semakin sipit atau tidak, kalo semakin
sipit aku bilang " kamu tidur ya " dia menjawab " enggak, Cuma
silau aja. Entah dia bohong atau tidak, aku juga mana tau, tapi aku sedikit
benci melakukan semua ini, untuk sejenak menatap matanya, bagaimanapun matanya
terlalu indah, dan aku benci untuk melihatnya terus menerus dan mungkin saja
membuatku lengah dalam mengemudi. Aku bener kan ?. Yup, alasan yang sempurna
fin.
Perjalanan terus
berlanjut, hingga sampai didestinasi terakhir,keadaan tidak berjalan mulus, kami sempat
disasarkan orang, tapi untungnya dengan anis yang ternyata jago dalam bernavigasi
menggunakan peta akhirnya kita sampai ketaman yang diimpikan. Ya semua orang
tampak senang berada didanau kecil nan jernih ini, semua yang tampak indah jadi tampak lebih indah
saat berada disini. Kami menemukan fakta bahwa disini banyak ikan dan ikan
disini mau memakan kotoran dari kaki kami dan
itu terasa geli..wkwkw.. Aku ableh dan mas wira berenang, mencoba
menikmati segarnya danau ini, dan memang saangaaat segar. Meskipun tempat ini
begitu kecil, namun entah mengapa waktu terasa berjalan lambat disini, kami
menghabskan waktu 1 jam namun terasa
seperti sepanjang hari. Akhirnya setelah semua selesai, kami melanjutkan
perjalanan pulang kami.
Aku tidak memakai
jaket kali ini, aku tau, kondisi lelah, berenang adalah kombinasi yang bagus
untuk memicu kantuk, tentu aku tidak mau mengorbankan anis atau siapapun
dijalan untuk hal ini, biarlah udara dingin menusuk terus membuatku tersadar
sepanjang perjalanan. Di jalan gunung gumitir, banyak terjadi kecalakaan
ternyata, membuat macet tidak lagi terhindarkan. Aku terjepit diantar dua mobil
dan itu membuatku terpisah dari rombongan, untung saja sampai dibawah kami
bertemu mereka kembali. Kami mampir sejenak untuk memakan mie ayam,dan
melanjutkan perjalanan kembali.
Perjalanan kali ini
begitu menyilaukan mata, karena kami harus mentap mata hari secara langsung,
namun aku tetap saja memacu motor ini dengan cepat, berharap untuk mendapat
asupan adrenalin biar tidak mengantuk, dan untungnya kami bisa sampai ditempat
penyewaan dengan baik-baik saja, setelah semua selesai , anis mengantarku
pulang kekost pak wahyu untuk mengambil motorku dan disinilah akhirnya
petualangan ini berakhir.
0 Komentar