Pagi ini hal itu terjadi, aku baru saja berfikir kenapa saat aku melakukan suatu dosa , azabnya tidak langsung datang ? Kenapa harus menunggu beberapa waktu, kalo langsung datang kan kita jadi tahu bahwa dosa kita adalah penyebabnya. Baru saja aku berpikir demikian eh, temen brengsekku si ojik ngirim sebuah foto diWA ku, isinya pesta pernikahan mantanku, si erlin.
Naaah, ini bagian paling menariknya yang ingin aku bagikan ke pembaca, mungkin pembaca juga pernah mengalami hal yang sama sepertiku. Saat aku membuka foto itu, aku langsung menghapusnya dan perasaanku seperti, oooh ? Terus ? Ya memang pasti nikah kan suatu saat ? Ya udah...
Tiba-tiba pikiranku
seperti masa bodo gitu dengan apa yang terjadi, seperti aku sudah tidak
memiliki perasaan apapun, seperti dia bahkan bukan siapa-siapa dalam hidupku,
bahkan dimasa laluku, beberapa saat kemudian aku mulai sadar dan bertanya pada
diriku sendiri, loh kok sikapku seperti ini ya ?
Kamu tau sendiri la
pembaca, alasanku untuk memblokir semua medsos teman-temannya dia,
teman-temanku ya untuk alasan ini, supaya aku tidak tau kalo dia sudah nikah,
karena waktu itu aku merasa akan sakit dengan luka yang besar , mungkin aku
akan depresi selama berbulan-bulan lagi, tidak bisa makan dan akan sakit
berkepanjangan, tidak ada hal yang paling aku takutkan didunia ini selain
pernikahannya erlin, atau mungkin pernikahannya nida.
Tapi lucunya saat
itu terjadi, kenapa aku baik baik saja dan merasa masa bodo, seperti aku terus
berkata pada diriku sendiri, la terus mau apa ? Mau gimana ? Dan aku malah gak
sakit Cuma rada bingung aja dengan perasaanku, yang gak biasanya setenang ini.
Sambil diperjalanan
aku mulai berpikir, apa sih yang terjadi padaku ? Atau mungkin respon
perasaanku telat ya ? Apa sakitku nantik, apa aku nantik akan nangis lagi dan
galau lagi semingguan ? Sampai aku sadar bahwa, " enggak nih, jangan
dibuat-buatlah fin, reaksimu biasanya cepat kalo masalah gini, inget dulu pas
kamu tau dia punya pacar baru, reaksimu langsung muncul 1 detik kemudian
?" lalu sekarang mengapa berbeda ?
Aku jadi inget saat
perjalanan naik mobil mengantarkan diah pulang kerumahnya, setelah datang
kenikahan mantannya, dia berkata, " aku sudah bersiap-siap sejak lama akan
hari ini, tapi betapapun siapnya aku, ternyata pas itu terjadi aku tidak siap "
. Jadi, apa ini respon ketidak siapanku ? Atau memang teoriku yang paling
bagus, ya emang aku mati rasa, hahahahaha... Maksudku aku memang gak terlalu
peduli, aku tidak benar-benar mencintainya, dan aku sekarang sudah dewasa untuk
mulai sadar bahwa aku tidak bisa memiliki semuanya, aku harus lebih sering
kalah daripada menang , dan tidak apa-apa untuk kalah dan menyerah dan berfokus
untuk menjalani hidup dari pada berfokus keperasaan dan akhirnya hidup
menderita.
Iya, sepertinya aku
sudah dewasa, dan enaknya masa dewasa adalah tidak banyak yang bisa
menyakitimu, tidak banyak yang kamu takutkan, memiliki hidup yang normal ,
sedikit teman, banyak uang itu sudah lebih dari cukup untuk hidup merasa baik,
walau harus kehilangan mantan, gebetan bahkan pacar sekalipun, akhirnya ya masa
bodo, kita bisa cari lagi ? Aaahh.. Aku seperti orang jahat saja, tapi
setidaknya aku bertingkah baik kepada diriku sendiri dan mungkin keorang yang
mencintaiku dan peduli padaku.
Aku tau cerita ini
belum final, toh ini masih hari pertama, mungkin nantik malam aku bakal
menangis semalaman, tapi coba tebak, apa yang aku punyai sekarang yang tidak
aku punyai dulu saat bersama erlin, Yup.. Teman, teman yang banyak , yang
selalu bersamaku, yang tidak membuatku kesepian.. Dan ya tuhan.. Aku bersyukur
padamu, itu lebih dari cukup... Untuk saat ini.
afin story
0 Komentar