kacamataku kacamatamu

 "Mudah mencari kesalahan tentang orang lain, mencari kesalahan diri sendiri bisa begitu rumit ".


Pernah gak kamu menemukan seseorang atau mungkin dirimu sendiri, meihat orang yang terpuruk, orang yang gagal, orang yang hidupnya seperti tidak berguna dan tidak ada lagi semangat dalam dirinya ? bisa jadi mereka yang tak berdaya untuk mengerjakan skripsi akhirnya tidak pernah lulus-lulus, atau seseorang yang gak bisa move on karena memiliki kelemahana hati dan begitu naif selalu berharap, atau apa lagi ya ? ya setidaknya kamu sudah dapat gambarannya kan ?


Lalu otak kita si penilai akan dapat menilai dengan cepat, apa-apa yang kurang dan apa kesalahan dari orang ini, misal " ya wajarlah gak sukses, ya wajarlah gak lulus lulus, orang kelakuannya tidur mulu, atau orang dia males, orang dia gk ada keinginan untuk minta tolong ketemennya,orang dia cuma main game doang kerjaannya, orang dia malah bermain dalam lumpur seakan akan menikmatinya, dan bla-bla-bla.

ya kan , ya gak si ? pasti kamu pernah menilai orang seperti itu

lalu bagaimana dengan diri sendiri ? maksudku saat kita terpuruk, apakah bisa menemukan celah kesalahannya ? apakah bisa menemukan daftar kekeliurannya ? 

yang aku tau sulit dan begitu banyak bias, bahkan mungkin kamu akan keliru dan tidak tahu apa yang sebenernya terjadi dalam hidupnya dan seakan-akan menyalahkan takdir akan lingkaran setan ini.

bisa jadi kamu akan menyalahkan orang tuamu, kamu menyalahkan keluargamu, temen-temenmu yg brengsek , mantanmu yang menyakitimu, dll. atau menyalahkan masa lalu, menyesalkan keputusan yang diambil, dan akhirnya terjebak disana dengan kata andai saja ..


Sebenernya apa si yang terjadi ? kenapa bisa seperti ini ?

aku juga belum begitu memahaminya, bisa jadi karena sabotase diri, kesalahan memahami nilai-nilai yang kita pegang, atau kesalahan sensor bahagia dan sakit yang butuh dikalibrasi, maksudnya fin ? 

hahaha, rumit banget ya ?

maksudku seperti ini, kita sering kan membanding-bandingkan tentang rasa sakit kita dengan orang lain, menganggap bahwa dia tidak akan bisa menilai rasa sakitku, bahwa rasa sakitku lebih besar dari punyamu, (padahal bisa jadi lawan bicaranya rasa sakitnya lebih besar namun dia tau cara mengontrolnya ). atau membandingkan kebahagian, seperti melihat orang distory mereka, bahwa mereka keliatan bahagia banget,(yang sebenernya tidak, atau mereka cuma pura-pura). dan akhirnya kita bimbang tentang ukuran kebahagiaan dan kesakitan yang bisa kita toleran dan terima, dan menganggap hidup tidak adil. kita jadi terlalu memikirkan diri sendiri.ditelan diri sendiri, dan terjebak lingkaran setan.

Menjadikan kita terjebak dalam perangkap ilusi, lalu kita tidak bisa memahami mana yang benar, mana yang salah, mana yang perlu dilakukan, mana yang hanya pelarian, misal "yang perlu dilakukan ya belajar, atau memulai progress pekerjaan, namun karena hati kita bias dan tidak merasakan arah yang pasti, akhirnya badmood, lalu dengan itu akhirnya mencari pelampiasan lain, dengan bermain game contohnya, menonton film, bersosmed dll

Kita tahu tentang ilusi ini, namun tetap saja tak berdaya menghadapinya.mengapa ? entahlah, banyak faktor, manusia itu dinamis, namun bisa jadi karena pembiasan, terutama disaat sekarang kan, dimana kebutuhan pelarian dari masalah tersedia dimana saja, terutama di HP kita.


Lalu apa yang perlu dilakukan ?

saran pertolongan pertama menurutku adalah dengan bertukar pikiran dengan orang lain, yang kamu percaya, hingga kamu dapat terbuka dan jujur tentang apa yang kamu alami, kamu pikirkan, dan apa yang kamu bingungin. lalu kamu pertanyakan juga ke dia tentang nilai-nilai yang kamu pegang selama ini, apa menurut dia itu salah, apakah sudah tidak relevan dengan masalahnya, atau bisa jadi benar namun kamu salah melihatnya.

saran berikutnya mungkin, dengan menentukan kembali ukuran kita , tentang kebahagiaan, dan penderitaan. mungkin dengan mengurangi perangkap ilusi dan jalur pelarian masalah kita, dan membiarkan kita hidup dalam kebosanan dan penderitaan.

maksudku seperti ini, kita kurangi bermain game, youtube, sosmed, atau apapun itu yang membuat kita bahagia secara semu dan sementara, kamu tau kan, sekarang kita seperti orang gila dalam menatap layar, makan liat youtube, boker bawa HP, ngafe liat HP dll. bukannya fokus dengan dunia nyata dalam masalah yang nyata dalam percakapan yang nyata, namun kita terjebak dalam lingkaran ilusi adiksi yang memang diprogram oleh ahli mereka untuk membuat kita tetap menatap layar dan manjadikan kita zombie hidup.

lalu mungkin dengan itu, kita bisa lebih banyak bersyukur, kita bisa merasakan nikmatnya makanan, atau hangatnya obrolan, atau arti sebuah pertemanan, bahwa masih ada yang peduli dengan kita, bahwa tidak selalu kita harus hidup sendirian.

Posting Komentar

0 Komentar