Banyak orang yang mengira kita kebanyakan adalah seorang pemalas saat tidak ingin melakukan sesuatu, terutama sesuatu yang baru. namun pada kenyataan, jauh dalam hati kita tau bahwa akar sebenernya dalam hati kita adalah ketakutan, terutama saat melakukan hal baru, bertemu orang baru, atau saat mendapat pekerjaan baru.
Sebenernya kita semua paham, namun entahlah, lebih mudah mengatakan aku tidak mau, atau aku tidak suka, daripada mengakui bahwa kita sebenernya penakut. kenyataannya memang seperti itu, sepertinya penakut tidak memiliki tempat didunia ini.
Kejadian ini akan berlangsung seumur hidup, keraguan ini akan menghantui seumur hidup, walau sebenrnya kita tau ketakutan ini tidak nyata. kita jelas jelas tau itu.
mari kita bicarakan tentang pengalamanku beberapa tahun lalu saat aku menjadi seorang salesman, kita tau menjadi salesman artinya bertemu dengan orang baru dan keadaan baru dan tidak menentu, target utamanya adalah mencapai target penjualan.
Aku memulai hari dengan memperkirakan mau berjalan kemana dan menemui siapa, dan memastikan waktu sampai sana tepat waktu , karena jam kerja yang mepet selama jam 9-10
selama perjalanan tentu aku overthinking dong, berpikir nantik gimana ya, gimana kalo ditolak atau diusir. sampai tiba akhirnya aku ditempat dan didepan kantornya, sekarang masalahnya masak aku mau mundur ? lah udah didepan kok, nantik apa kata orang didalam , orang itu mau ngapain si kok mampir tapi gk masuk.
Akhirnya ya sudahlah, tinggal ketuk pintu, dan menggunakan kata-kata ajaib, "permisi, assalamualaikum wr wb, "pak X nya ada, dan jawabannya pasti kalo gak, oh iya ada mas, atau lagi keluar mas dan disusul " ada perlu apa nggeh mas ?"
kata kata berikutnya dari ku ya perkenalan secara template, nama saya blabla bla..saya dari , tujuan saya dll, dah gitu doang.
dan pertanyaan berikutnya pasti kalo gak, oh ya sudah mas, kapan ya bisa dilakukan, apa persiapannya, atau, maaf mas, disini masih belum bisa perkara covid, daaaan selesai.
Lalu dimana tempat bagi ketakutanku sebenernya ?
apakah ada ruang didunia nyata untuk dia bertumbuh ? enggak ada. satu-satunya tempat ya pikiranku.
kekhwatiran dan ketakutan membunuhmu, dan aku yakin itu, kita harus menemukan cara mengatasinya atau minimal tidak menghiraukannya. membuat diri kita sibuk
lalu oponi terakhirku adalah, ketakutan keluar dalam berbagai level tergantung dari seberapa besar masalah yang kita hadapi. aku coba untuk memproyeksikan kedepan ketakutanku, dan mencoba memilih diantara keduanya, sebagai contoh lebih takut jualan ketemu orang, atau lebih takut kamu gk bisa makan, dihina temen, hidupmu susah ?
lebih takut untuk memulai bisnis sekarang, mengajukan penawaran atau lebih takut tiba-tiba dipecat perusahaan dan kamu gk punya parasut cadangan saat hidupmu terjatuh dan terhempas dalam sekejap. ?
0 Komentar