"Kita tidak bisa mengubah masa lalu, namun kita dapat mengubah persepsi kita dan pemaknaan yang kita beri akan masa lalu itu"
Temanku menghubungiku via DM, dan mengirimkan sebuah lagu dengan melodi yang familiar, lagu jepang yang sering kita dengarkan pas ngekost dulu saat kuliah, sejenak lagu lama dapat membuat kita merasakan sensasi kembali ke masa lalu,entah ini terjadi padaku atau kesemua orang.
Dalam nostalgia lagu itu, aku kemudian berpikir tentang betapa bahagianya rasanya waktu itu, bisa bersama teman-teman, ketawa-ketawa, ngopi sampek pagi, jika kedinginan kami membuat bara api dan api unggun jam 3 pagi, kemudian jam 5 subuh kami pulang, tidur dan bangun disiang hari, begitu seterusnya.
Dalam perenungan kebahagian tadi, ada pikiran yang terselip di otakku, "bentar-bentar, apakah memang aku dulu bahagia, atau hanya terkena distorsi waktu saja dan perlahan-lahan penderitaan itu berubah menjadi kenangan bahagia ?"
Padahal jika dipikir lebih mendalam lagi,bahagia dari mana coba ? Jam tidur berantakan, bokek, menggelandang dari satu kost kekosan yang lain, makan 2 kali sehari, ngopi hanya sanggup beli kopi saja tanpa cemilan, kedinginan dan badan sakit semua karena terkadang ketiduran dikafe, plus skripsi yang harus segera diselesaikan . Bahagia dari mana coba ?
Tapi kalo ditanya lagi, apakah kalo kamu mengingat masa itu, apa yang kamu rasakan fin ? "ya bahagia jawabku pastinya", kenapa ? "entahlah, tpi menarik aja masa masa itu, kita punya teman, ngopi sampek pagi, ngobrolin guru , anime , tatanan dunia, ketuhanan dll.
Lalu disinilah letak menariknya, lalu penderitaan itu apa ? kebahagian itu apa ? dan apakah ada garis yang membedakannya ?
"Bagi sebagian orang jelas dong ada ! emang kamu gk bisa membedakan ? atau kamu gak bisa melihat orang yg bahagia dan menderita ?"
Nah tapi kembali lagi, kadang hal-hal yang kita pikir menderita dimasa lalu, seperti saat berjuang misal, atau naik gunung, kedinginan, kelaparan, capek dan mungkin hampir mati, dapat menjadi kenangan indah beberapa tahun kemudian, sedangkan saat kita mengalami hal bahagia dimasa lalu, kita dapat menjadi sedih dan menderita, karena kita tahu, bahwa hal yang kayak gitu gak akan terulang lagi.
Jadi kesimpulannya seperti ini, kalo kita pikir, hidup kita hari ini menderita, pikirkanlah beberapa tahun lagi, mungkin saja penderitaan kita hari ini akan menjadi kenangan manis disuatu hari. dan karena kita tahu penderitaan hari ini akan menjadi kebahagiaan, lalu tidak ada alasan lagi kita untuk menderita hari ini.
Sebenernya kita semua sedang terperangkap dalam gelembung modernitas, (mungkin aku akan mengulas lebih dalam ditulisan berikutnya), kita dipaksa untuk berlomba diperlombaan yang gak kita ikuti, dipaksa terus bahagia dan menampilkannya ke semua orang, dipaksa terus berlari dan menggapai tujuan kita terus menerus, lalu apa yang terjadi saat kita mencapainya ? yap ! kita merasa senang sejenak, kemudian merasa hampa, perasaan yang sama seperti saat akhirnya bisa beli Iphone terbaru kita, kita bahagia, kita jaga, dan perasaan menjadi semakin kosong dri bulan kemudian, dan muncullah iphone yg lebih baru, atau sama dgn perasaan senang saat telah wisuda, dan menjadi mimpi buruk beberapa minggu kemudiaan saat tahu bahwa kita harus menganggur , bokek lagi !
Sebagai penutup, mungkin quotes dari film the passanger ini bisa membantumu, begini quotenya
"dan kamu merasa tidak berada di tempat yang kamu inginkan. kamu merasa seharusnya berada di tempat lain. Katakanlah kamu bisa menjentikkan jari dan berada di mana pun yang kamu inginkan. Saya yakin kamu masih akan merasa seperti ini. merasa tidak di tempat yang tepat. Intinya adalah, kamu tidak bisa terlalu terpaku pada tempat yang kamu inginkan sehingga kamu lupa memanfaatkan tempat dimana kamu berada.
Beristirahatlah dari mengkhawatirkan apa yang tidak dapat Anda kendalikan. Hiduplah sedikit.
0 Komentar