Ijinkan aku meminjammu sebagai sebuah tujuan : Sebuah Teori

     "kemarin aku memacu motorku begitu cepat, sangat cepat, meliuk-liuk diantara mobil-mobil, tidak menghiraukan apapun, kecuali jam didashboard motorku, dan aku tahu, aku hampir terlambat"


    Sebuah tujuan, apa itu tujuan ? Suatu hari sebuah pesawat tercepat dibumi sedang menjalankan misi, dengan seorang pilot terlatih, dia melesat jauh diketinggian, namun saat memasuki lapisan thermoster, sensor GPSnya membeku dan rusak, pilot tadi kehilangan orientiasi, dan hanya beputar putar dilangit disekitar pangkalan, tanpa pernah sampai pada tujuannya dan kembali mendarat dipangkalan.

    Dan begitulah cerita ini akan dimulai, aku percaya bahwa secepat apapun kita berjalan, tanpa tujuan yang pasti, kita enggak akan pernah kemana mana, atau tidak bisa pergi secepat yang aku bisa.

    Tanpa tujuan yang jelas, kita seperti nahkoda dengan kapal laut yang besar, terombang ambing ditengah samudra tanpa tahu, kapal ini mau berlabuh kemana.

Dan bicara soal kecepatan, tahukah kamu cara mengukur kecepatan pesawat diluar angkasa ?  Mr. Spock dalam serial Star Trek pernah bertanya pada kapten James, saat dia bilang, 

"Ayo kita melajukan pesawat ini dengan kecepatan 2 kali kecepatan cahaya ! "

Mr. Spock bertanya, " Relatif terhadap apa ?"

kapten James berkata, " Relatif  terhadap bintang Proxima"


    Pasti kamu bingungkan percakapan diatas tadi ngomong apa ? intinya adalah ada 2 hal dasar dari sebuah kecepatan, pertama tempat berasal dan Tujuan kedua jumlah kecepatannya itu sendiri, misalkan kamu dari surabaya dan ingin ke jakarta dengan naik mobil, tentu kamu akan mengarahkan mobilmu ke arah barat kan ? ke arah kota jakarta, kecepatan dan jarakmu akan relatif terhadap kota jakarta, misal oh 900 km ya, berarti 10 jaman dah lewat Tol.

    Tapi kalo tujuan aja gak tau, bisa bisa kamu mengarahkan mobilmu ketimur kearah Bali, dan mau seberapa kencangnyapun laju mobilmu, ya kecepatanmu malah minus, relatif minus terhadap Jakarta, bukannya 10 jam, eh malah jdi 15 jam.

    Lalu apa hubungannya semua ini dengan judul ?

    Jadi aku punya sebuah Teori yang menarik waktu aku naik motor kemarin, karena kita sudah tau bahwa memiliki tujuan yang jelas akan membuat kita lebih cepat berkembang dan efisien dalam hidup, namun disaat yang bersamaan kadang kita masih terombang ambing , tidak jelas dan hanya, ya udah aku mah ngikut takdir aja.

    Dilain sisi, kadang tujuan datang sepaket dengan komitmen dan tanggung jawab, misalkan tentang tujuan menikah, ya sepaket dengan tanggung jawab menafkahi, rumah, kehidupan yang layak dan waktu untuk selalu ada ketika dibutuhkan.

    Jadi... mengapa kita tidak menciptakan sebuah ilusi, misalkan dulu waktu kita SMP/SMA kita ingin menjadi yang terpintar, peringkat 1 dengan alasan kita ingin membuat gebetan kita kagum atau terpesona dengan kita, aku tau ini terkesan klise, namun bagaimanapun kekuatan cinta adalah salah satu kekuatan terbesar dalam diri manusia, bukankah begitu kata novel-novel ? namun jika kamu tidak setuju, kamu bisa menggunakan cara lain, misalkan orang tua, anak dll. ok lanjut

    Lalu, jika cara yang sama seringkali berhasil, mengapa kita tidak menggunakannya lagi ? Misalkan untuk hidup kita, anggaplah kita ingin bergerak maju karena ingin membuatnya terkagum kagum dengan kita dan membuktikan kita layak , ya udah pasang target dan teruslah melaju.

 Untukku target-target mungkin seperti mempunyai gaji yang lebih banyak, waktu yang lebih longgar, tabungan yang lebih banyak, rumah yang bagus dan lain-lain, dengan tujuan untuk membahagiakan atau membuat kagum orang yang kamu suka.

    Tapi bukankah cara ini tidak sehat ? bukankah kita enggak boleh menggantungkan harapan kita ke orang lain ? bukankah kita berkembang karena untuk diri kita sendiri ?

    Yap, aku tahu ini tidak sehat, ada konsekuensi yang mengerikan yang menunggu di akhir, konsekuensi itu akan berlangsung seperti ini, "kamu sudah bekerja keras, sangat keras, hingga bisa menabung, mempunyai uang banyak, kerjaan yang bagus mungkin hidup yang layak, namun tetap saja pada akhirnya dia menolakmu, dan kamu hancur, dan kamu gak bisa move on dan kamu depresi "

    Yap, begitulah resikonya, namun seenggaknya kamu mendapatkan tujuanmu, kamu selama bertahun-tahun mengejarnya, kamu akan berkembang, hidupmu layak, uangmu banyak dll, dan soal masalah hati, tentu bisa sangat mudah diselesaikan kalo sudah punya sebanyak ini. 

    Dan itu jauh lebih baik dari pada hidup tanpa tujuan, bekerja tanpa tujuan, tanpa target dan seperti zombie, tiba-tiba tahun berganti dan kamu masih seperti ini.

    Dan pliss, jangan omong kosong denganku tentang menggantungkan harapan, tentang mencintai diri sendiri, tentang kita berjuang untuk diri sendiri, tentang kenyamana kita, karena bagaimanapun kita tahu manusia, tanpa hukuman dan reward, manusia cenderung diam, tidak bergerak maju.

    Sayangnya seseorang yang diam, sama saja bergerak mundur, karena dunia bergerak maju.

    Lalu apakah ini sama dengan membohongi diri sendiri ? emm.... menurutku dan bagiku ini seperti memelihara harapan, kita enggak membohongi diri, karena kita juga enggak tau masa depan seperti apa, kita hanya mengambil keuntungan dari sisi kemanusian kita yang butuh pengakuan, butuh ketenangan sosial dan kita memaksa alam bawah sadar kita untuk sadar, dan sama -sama berjuang alih alih menyabotase diri dan hanya berakhir rebahan.

    Lalu bagaimana dengan seseorang yang menjadi targetnya ? siapa yang pantas menjadi targetnya ? emm.. aku tak tahu, namun semakin berarti dihidupmu semakin baik, akan lebih baik lagi kalo kamu memintanya untuk membantumu. memintanya untuk membuatmu menjadi sesorang yang lebih baik

    Dan mungkin itu saja teoriku, bisa berhasil bisa enggak, jika gagal ya apa salahnya mencoba, jika berhasil ini akan menjadi keberhasilan yang memuaskan untukmu.


Afin


    


Posting Komentar

0 Komentar