Saat Kita Berhenti Tersesat, Kita Berhenti Mencari

"Aku selalu merasa benar, selalu merasa mengetahui jalan, menyombongkan diri tidak akan tersesat, hingga kesombonganku membuatku tersesat jauh lebih dalam, lebih rumit jika aku bersedia untuk mendengarkan "



    Aku memikirkan tulisan ini sejak lama, semingguan sepertinya, setiap kali merenungkannya, rasanya aku ingin menangis mengingat akan apa jadinya aku sekarang. Aku selalu merasa yakin akan apapun yang terjadi kepadaku, seperti jalan sudah terhampar didepanku, dan semua berjalan sesuai rencanaku, tapi saat aku gagal, aku sadar, aku tidak punya kuasa untuk itu .

    Pembaca sekalian pasti tahu dengan istilah Dunning Kruger Effect, kalo belum, intinya adalah, seseorang yang bodo, merasa dirinya pintar dan tau banyak hal, sedangkan yang bijak, merasa tidak tahu banyak dan terus belajar.

    Kata-kata ini aku dapat dari Habib Husein Jafar, bahwa lebih baik menjadi orang yang merasa tersesat, dan terus mencari tahu dan berjalan dijalan kebenaran, bukan berjalan sebagai kebenaran itu sendiri, bahkan dialquran disurat Al-fatihah, yang kita baca puluhan kali tiap hari itu, disebutkan bahwa, Kita selalu meminta kepada tuhan, untuk mendapatkan jalan yang lurus.

    Tapi bukannya ketika kita sudah masuk islam, bukankah kita sudah berada dijalan yang lurus ? Nah disinilah letak perenungannya, bahwa meskipun islam adalah jalan yang lurus, kadang kita pemeluknya nih yang suka melenceng.

   Lalu apakah itu jalan yang lurus ? di alquran sih dijelaskan bahwa jalan yang lurus yaitu jalan mereka yang diberi nikmat, bukan jalan yang dimurkai dan bukan jalan mereka yang sesat.

    Nah lo kontradiktif kan ? katanya bukan jalan mereka yang sesat ?

Pada akhirnya menurutku tentang kiasan ini adalah tentang bagaimana kita mengolah diri kita sendiri, untuk terus mencari dan belajar, bahwa pada akhirnya meskipun kita enggak bisa mencapai puncak kebenaran, paling tidak kita berjalan menuju kearahnya.

    Dan mengenai puncak kebeneran, aku pun tidak akan benar benar tau apa itu dan dimana itu, karena bayangkan seperti kita mendaki gunung, kita yakin bahwa jalan kita menuju puncak adalah jalan yang paling benar dan satu-satunya, hingga ketika kita  sampai dipuncak gunung, kita bisa melihat bahwa jalan kita bukan satu-satunya jalan, ada banyak jalan dari sisi kiri, barat timur, utara selatan yang sama -sama menuju puncak gunung ini.

    Jadi, teruslah merasa tersesat, teruslah merasa haus dan lapar akan ilmu, teruslah mencari, berdiskusi, teruslah menjalin hubungan dengan orang -orang dan belajar, dan tetaplah rendah hati, karena bisa jadi kita ahli disuatu bidang, sedangkan dibidang lain kita lemah, lalu apa yang ingin kita sombongkan ?

    Pada akhirnya, rendah hati adalah kunci untuk memenangkan kerja sama dengan semua orang dan kunci dari rendah hati adalah menyadari bahwa kita enggak sempurna, enggak segalanya dan enggak bisa semuanya dan orang lain bisa dan jauh lebih ahli dari kita dalam beberapa hal, dan kita perlu hormat akan hal itu.


-Afin

Posting Komentar

0 Komentar