"Aku terburu-buru, aku tahu, aku menyesalinya aku tahu, tapi aku takut jika aku terlambat, aku takut jika semuanya tidak sempat, dan aku tau."
selamat tahun baru 2024 pembaca yang baik, aku tahu aku tidak membuat resolusi apa-apa tahun ini, karena aku sudah membuatnya sejak lama. dan tinggal meng eksekusinya.
aku berada diatas kereta api pandalungan saat menulis ini. sebuah kereta api eksekutif yang seru sekali untuk dinaiki, aku tahu, ada perbedaan besar antara menaiki kereta api eksekutif dan ekonomi, ini soal kenyamanan dan saat kamu sudah mencoba naik kereta eksekutif rasanya untuk kembali ke ekonomi itu, hahaha, entahlah.
tapi mari kita mendengar ceritaku yang lain, tentang bersiap-siap dan perencanaannya, ada perbedaan besar antara naik kereta api dan pesawat, terutama saat boardingnya, pesawat mengharuskan kita untuk melalui proses yg panjang, jadi 2 jam sebelumnya kita harus udah ada dibandara (belum lagi kalo tiba-tiba jadwal berubah atau gate berubah, amsyong dah), berbeda dengan kereta api, 10 bahkan 5 menit sebelum berangkatpun kita masih bisa boarding, meskipun udah ditunggu keretanya.
dan aku sering melakukan itu, atas nama efisiensi, atau ya karena aku pemalas aja.
misalkan kostku ke stasiun itu memakan waktu minimal 30-40 menit tergantung lalu lintas, jelas kan ada kata-kata minimal, tapi ya aku akan pepetkan tuh, dan akan berakhir menyesal dijalan, kenapa gak dari awal awal tadi.
sebenernya kejadian ini sering terjadi, sangat sering terjadi, tapi entahlah aku gak pernah kapok.dan akhirnya kebiasaan ini mengurat keberbagai aspek lainnya. padahal jika direncanakan dengan baik, mungkin aku dimasa depan akan mensyukurinya dan hidupmu mungkin akan jadi lebih baik
tentu dalam merencanakan ada berbagai aspek yang harus diperhatikan, (dan mungkin aku harus belajar lebih dalam lagi) hingga pada tahap bagaimana rencana itu dieksekusi dengan baik, hingga kontrol lapangannya bagaimana, apakah rencana itu melenceng dan bagaimana fleksibilitas dari rencana tersebut.
dan banyak dari kita, untuk tahap perencanaannya saja masih kacau, kita tidak tau kedepannya akn seperti apa, kemana kita akan melangkah dan tujuan kita seperti apa, ya seperti katakanlah saat kita hendak bepergian kesuatu tempat yang belum pernah kita datangi. tapi setidaknya kita sudah punya tujuan yang jelas, sebuah gambaran yang jelas, kemana sesungguhnya kita akan sampai, untuk selebihnya diperjalanan, kita bisa menggunakan google maps, atau bahkan jika kita hidup dijaman dulu, kita bisa bertanya pada orang-orang, bagaimana cara, rute yang harus kita tempuh untuk dapat sampai disana.
setelah kita menentukan tujuan, dimensi ke empat juga harus diperhitungkan, yaitu dimensi waktu, karena dalam konsep fisika, terlalu susah untuk mengetahui suatu kejadian berdasarkan tempat saja, kapan juga diperhitungkan. dan inipun tak kalah penting, kapan akan menentukan deadline dari rencana kita harus diselesaikan, belum lagi jika rencana itu bersifat sequence, dimana jika satu task tidak selesai, task lainnya tidak dapat dijalankan.
dan begitulah rumitnya perencanan, mungkin ditahun ini aku akan belajar bagaimana menjadi perencana yang lebih baik dan eksekutor yang jauh lebih baik dan handal pula, karena bagaimana rencana tanpa eksekusi yang baik juga omong kosong, sekalian aja gak usah direncanakan.
aku tahu teori ini, teori tentang bagaimana pilihan-pilihan dan fokus kita akan menentukan siapa kita, teori yang menjelaskan tentang multiverse itu sendiri. tapi tetap saja kita memerlukan suatu mekanisme yang kuat untuk menjalankan, mengontrol dan mem supervisi rencana-rencana kita, dan seperti kata temanbku chat gpt.
" akan ada hal-hal yang diluar rencana, sesuatu yang tak terduga yang bisa terjadi, maka siapkan ruang untuk penyesuaian"
-Afin
0 Komentar